cuap-cuap

judul blog ini adalah はなばたけ (hanabatake) yang artinya 'kebun bunga'. dalam bahasa indonesia, kata 'kebun bunga' bisa jadi kalimat ambigu (arti ganda). bisa 'kebun yang banyak bunganya' atau 'kebun punya si Bunga'.untuk sementara kayaknya arti yang kedua lebih nyerempet yah ... tapi ... harapan arum ke depan sih akan ada banyak 'bunga' tumbuh di sini ... ^^Mohon maaf masalah format bahasa ... lagi sok-sok an pake bahasa Jepang ... Niat mo ganti tanggal doank malah semua ikut keganti...(maklum pemula). tapi setelah diliat hasilnya kok ya keren juga ... (nora lagi).ほんとうに ごめん なさい。Hontou ni gomen nasai.

水曜日, 2月 18, 0021

... Jaka Tarub ... (tugas penpop remake)

Jaka mengendap-endap menuju tempat para bidadari meletakkan selendang mereka di tepi sungai. Lalu dengan asal saja, Jaka menyambar satu selendang berwarna hijau. Setelah menyimpannya dengan aman di dalam tas, Jaka buru-buru pergi meninggalkan tepi sungai menuju tempat persembunyiannya. Menanti para bidadari selesai mandi dan tiba saatnya menjadi penyelamat yang menemukan selendangnya yang hilang.

Namun sial bagi Jaka, di hutan itu terdapat kamera pengintai. Kegiatan Jaka mancuri selendang ternyata tertangkap kamera. Maka sang polisi hutan langsung bertindak menghampiri tempat persembunyian Jaka.

“Hei, kamu ngapain ngumpet di sini?” tegur si polisi hutan.

Jaka yang terkejut melihat kedatangan polisi hutan berusaha menutupi kegiatan yang sedang dilakukannya.

“Nggak ngapa-ngapain, Pak. Memangnya saya nggak boleh duduk di sini ya, Pak?” tanya Jaka berlagak bodoh.

“Ah, ngaku aja!” gertak si polisi, “Kamu barusan nyuri selendang bidadari yang mandi di sana itu kan?!”

“Ah, Bapak jangan nuduh sembarangan dong, Pak...” Jaka masih berusaha mengelak.

“Kamu nggak tahu ya, kalau di atas pohon sana ada kamera yang ngerekam kegiatan kamu nyuri barusan?!”

Jaka terkejut mendengarnya. Dia sama sekali tidak menyangka ada kamera di atas pohon itu.

“Wah, kalau Bapak lihat saya nyuri selendang, berarti Bapak juga ngintip mereka mandi dong, Pak?”

Wajah si polisi merah padam, namun dia tidak kehilangan wibawanya. “Dasar banyak alasan kamu. Ayo ikut saya ke kantor!”

Kemudian Jaka mengikuti polisi hutan itu menuju kantor untuk interogasi.

...

Sementara itu para bidadari sudah selesai mandi dan sedang mengumpulkan lagi pakaian mereka. Namun, seorang bidadari rupanya kehilangan selendang. Nama bidadari itu Wulan.

“Ada yang lihat selendang gue nggak?” tanyanya putus asa kepada para bidadari yang lain.

“Selendang lo hilang ya?” tanya seorang di antara mereka. “Lo lapor polisi aja.”

Maka pergilah Wulan dan bidadari lainnya ke kantor polisi tempat Jaka sedang diinterogasi oleh si polisi hutan.

“Pak, saya mau melaporkan kehilangan,” tutur pada si polisi hutan.

“Ah, kehilangan selendang warna hijau ya, Mba?” tanya polisi mengkinfirmasi.

“Iya, betul Pak. Bapak tahu ada di mana?”

Polisi hutan mengeluarkan selendang hijau milik Wulan dari tas Jaka yang telah disitanya.

“Nah, ini dia selendangnya Mba,” katanya seraya menyerahkan selendang tersebut kepada Wulan. “Tadi dicuri sama si Jaka ini,” tambahnya.

Wulan mengambil kembali selendangnya kemudian bertanya pada Jaka, “Tujuan kamu mencuri selendang saya apa, Kang Jaka?”

“Kan, katanya kalo bidadari selendangnya dicuri, jadi nggak bisa balik ke Khayangan. Jadi saya pikir, saya umpetin aja selendang kamu supaya kamu di sini aja sama saya,” aku Jaka dengan polosnya.

Wulan manggut-manggut, “Oh, begitu.

“Kebetulan saya punya selendang cadangan. Soalnya selendang ini sudah agak kotor jadi niatnya tadi sekalian mau saya cuci di sungai situ. Tapi karena kamu ambil, ya sekalian tolong cuciin aja ya, Kang. Tahun depan kalau saya balik lagi ke sini baru saya ambil lagi.”

Sambil berkata begitu, Wulan pun mengeluarkan selendang hijau cadangannya. Kemudian pamit pulang ke Khayangan.

......

0 件のコメント: